Sabtu, Desember 19, 2009

Gak ada alasan lagi, merokok itu tidak ada manfaatnya !

Banyak sekali orang disekitar kita suka merokok dan dengan berbagai alasan mengapa mereka menyukai hal itu. Alasan yang paling sering saya dengar adalah merupakan kebutuhan pokok yang disejajarkan dengan kebutuhan pangan. Ato kadang-kadang para smookers selalu beranggapan "gak makan asal ngerokok udah kenyang". Sering kita jumpai kantor pemerintahan or kantor swasta para pegawai selalu menyempatkan diri untuk merokok sambil ngobral-ngobrol meskipun saat itu adalah jam kerja. Meskipun sering kita jumpai di tempat publik sudah tertera "DILARANG MEROKOK", tetep aja gak digubris. Kalaupun ada peraturan baru yang melarang, toh itu hanya sebuah tulisan di kertas putih, tanpa pernah terlaksana. Maksudnya hanya awal-awal mungkin sering dilakukan "penertiban", tapi biasanya gak lama.


Industri rokok boleh dibilang tak ada matinya. Menurut saya, meskipun dalam beberapa periode seperti pada bulan ini, harga rokok selalu naik. Tetep itu tidak membuat smookers berkurang. Malah semakin bermunculan industri rokok dengan menawarkan harga murah. Konsumen yang menyukai jenis rokok ini kebanyakan dari kalangan kebawah seperti buruh bangunan. Banyak sekali penjual baik warteg dan toko kecil/super/hyper selalu menyediakan jenis barang ya rokok ini. Meskipun para produsen ini berjualan saling berdekatan, toh hasil penjualan yang paling laku adalah rokok. “Pemerintah masih menganggap kebiasaan merokok di masyarakat memberikan manfaat ekonomi yang sangat besar. Pendapatan negara dari rokok sebesar 32 triliun di tahun 2005, ini menunjukkan besarnya pendapatan dari cukai tembakau,” kata Pak Laksono dalam Diskusi Multidisiplin ‘Kontroversi Kebijakan Rokok’, Sabtu (31/5) di Balai Senat UGM.

Manfaat besar secara ekonomi dari rokok, menurut Pak Laksono selama ini tidak mempertimbangkan kerugian besarnya biaya di masa depan yang tidak diperhitungkan, diantaranya besarnya biaya pengobatan berbagai penyakit akan timbul di masa mendatang dalam 25-40 tahun, produktifitas perokok yang menurun akibat penurunan fungsi paru dan peredaran darah serta kondisi fisik yang tidak fit.


Seperti yang saya baca dari Kabar UGM online, Masyarakat Indonesia mengkonsumsi rokok 178,3 miliar batang rokok per tahun. Angka ini merupakan angka tertinggi kelima di dunia, setelah Cina (1297,3 miliar batang), AS (462,5 miliar batang), Rusia (375 miliar batang), dan Jepang (299,1 miliar batang). Simak pula perkembangan konsumsi rokok berikut. Selama 30 tahun, terjadi peningkatan yang cukup tajam terhadap konsumsi rokok, dari sebelumnya 33 miliar batang per tahun di tahun 1970, meningkat tujuh kali lipat hinnga 217 miliar batang di tahun 2000. Memang peningkatan prevalensi merokok ini merupakan fenomena umum di negara berkembang. Namun di Indonesia prevalensi merokok di kalangan laki-laki dewasa di Indonesia termasuk yang sangat tinggi.

Lalu apa yang bisa kita simpulkan dari data di atas? Di samping banyaknya jumlah perokok yang akan menderita penyakit, mereka juga akan segera menjadi miskin. Lho, kok bisa? Sebab, kenyataan menunjukkan bahwa seiring dengan meningkatnya prevalensi merokok maka akan diikuti semakin besarnya jumlah angka penduduk miskin. Kemiskinan dan merokok merupakan dua hal yang saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain. Seseorang yang membakar rokok tiap hari berarti telah kehilangan kesempatan untuk membeli kebutuhan esensial bagi anak dan keluarganya.

Terutama dampak rokok pada pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan anak, sehingga kapasitas untuk hidup lebih baik di usia dewasa menjadi sangat terbatas. Selain itu, kemungkinan besar sang ayah memiliki risiko lebih cepat meninggal karena penyakit yang berhubungan dengan kebiasaan merokok.

Dan yang paling menakutkan yang ditimbulkan dari merokok adalah kesehatan. Banyak sekali penuakit yang ditimbulkan rokok, seperti yang tertulis dalam sebuah buku yang ditulis oleh A. Jaken T yang berjudul “Bye… Bye… Smoke” menyatakan ada 25 jenis penyakit yang diduga disebabkan oleh rokok seperti ganguan jantung, emfisema, bronchitis, kemandulan, dan impotensi. Beberapa kanker juga disebutkan seperti kanker paru, kanker mulut, kanker tenggorokkan, kanker pankreas, kanker kandung kemih, leukemia, dan kanker leher rahim.

Rabu, Februari 11, 2009

Tragedi Rapat Anggota PRIMA DANARTA CU

Hari minggu, sebelum tahun baru imlek kemarin umiku diundang oleh sebuah koperasi simpan pinjam swasta. Tapi berhubung umiku sibuk dengan dagangannya jadi aku yang disuruh untuk mewakili beliau. Kata mbaknya yang ngasih undangan bilangnya ada door prize+makan-makan. Tapi menurutku pasti LPJ sebuah koperasi dan pembagian SHU.

Perlu diketahui, umiku memang menjadi anggota koperasi ini karena pinjam sejumlah uang untuk usaha, lebih lengkap tentang koperasi dapat dibuka kok blognya di http://primadanartacu.blogspot.com. Memang koperasi ini masih tergolong baru, yach satu tahunan. Pas acara yang datang emang kebanyakan dari mereka adalah pedagang di pasar dan yang kutahu mereka pinjam untuk dana usahanya. Mungkin bagi mereka2 ini acara seperti tidak terlalu diperhatikan, atau seperti angka2 laporan yang dijelaskan. Paling yang ngerti cuma sedikit aja gak sampe 10% dari yang datang. Pokoknya undangannya diimingi makan siang, jajan, plus door prize aja mereka mau datang. Para ibu-ibu juga banyak yang membawa anak-anaknya. Acara ini juga sempat dihadiri oleh istri walikota surabaya, gak tau namae lupa. Benar kata tanteku, ternyata istri walikota ini orangnya low profile dan cara berpakaian gak bisa memadukan warna. Sempat jadi omongan wali murid sd al-hikmah karna soltum (salah kostum), ngambil raport pake baju kayak mau ke mall.

Balik ke cerita tadi, istri walikota ini sempat ngasih pidato sebentar dan langsung cabut karena masih ada acara lain. Nah pas istri walikota ini cabut, kan banyak anak2 kecil seumuran 5-7 tahun maen pintu. Sampe dari salah satu dari mereka ada yang menangis, ternyata anak ini tangannya kecipit pintu. Aku kira kecepit biasa, tapi setelah liat tangan itu aduh ngeri jarinya putus satu. Kalo gak duduk deket pintu, mungkin aku ngeri ngliatnya

Kamis, Januari 08, 2009

Pengamen Ganteng

Dirumah, umiku punya usaha toko kelontong. Seperti biasanya, setiap hari toko dibuka sehari bisa 5-10 pengemis/pengamen/minta sumbangan selalu mampir ke toko untuk mencari Rp100-200 untuk sesuap nasi/beli rokok atau lainnya. Dari anak kecil sampai orang dewasa mbah2 , laki dan perempuan. Terkadang mereka datangi toko tiap hari/tiap bulan...pokoke rutin. Umi dan almarhum abaku selalu berpesan kalo ada orang minta/pengemis diberi sekedarnya. Paling kutolak kalo udah gak punya uang kecil. Yang paling menyebalkan kalo mereka-mereka ini aku beri uang yang gak sesuai dengan standar permintaan dia, yah ngomel-ngomel. Lebih parahnya pernah uang yang kukasih itu dibuang begitu aja. Aku gak tau alasan mereka sebenarnya..tapi yang jelas rasanya mangkel. Kadang aku juga menyempatkan menggunakan jasa mereka, semisal di toko tidak punya uang receh biasanya aku tukar ke mereka2 ini kalo punya jelase.

Ada salah satu pengamen yang laen dari pada yang lainnya. dilihat dari fisik gak kayak pengamen biasanya. Penampilannya memang hanya menggunakan kaos oblong dan celana pendek. Mungkin gantengnya itu yang bikin lain. Tingginya 160-an, gak terlalu kurus juga gak terlalu gemuk. Wajahnya sekilas kayak Onci/Oci. Lagian dia sepertinya anak kuliahan/dari wajahnya keliatan smart tapi gak tau lagi. Kadang penampilan itu hanya cover penghias. Pertama lihat aku pikir dia orang beli, tapi kok bawa gitar trus nyanyi. Ealah orang ngamen. Sampe sekarang dia kadang-kadang ngamen di toko. Oh ya kemarin malam pas aku jaga toko, dia ngamen. Sampe sekarang kalo pengamen ini lagi menyandungku lagu cinta, mesti aku pengen ketawa. Dalam hatiku selalu bertanya, kenapa dia ngamen ya ?

Apa dia diusir dari rumahnya ?
Ngelanjutin sekolah, gak ada biaya ?
Or apalah selalu ada pertanyaan yang pengen aku tanyakan tapi ya itu keburu pengen ketawa.
Lain kali akan aku pertanyakan...(^_^)